17.10.12

Pembunuh Berdoa di Makam Kramat Agar Tak Tertangkap

KOMPAS.com - Berbagai usaha dilakukan pelaku kriminal agar lolos dari jeratan hukum. Salah satunya yang dilakukan RS (26), satu tersangka penganiayaan hingga tewasnya Tris Sugiantoro (34), dua pekan silam. RS berdoa dan memohon di sebuah makam kramat agar tak tertangkap oleh aparat kepolisian.

"Iya, 17 hari saya kabur. Biar ngademin hati aja di makam kramat itu," ujar RS kepada wartawan di depan ruangan Unit Reserse Kriminal Polsek Kramat Jati, Selasa (16/10/2012) siang.

Menurut RS, usaha pelariannya itu merupakan idenya sendiri. Selama 17 hari setelah melakukan penganiayaan, ia langsung kabur dan sempat berpindah-pindah tempat.

Sehari-hari, pria yang bekerja sebagai joki motor balap liar di Jakarta itu mengaku hidup dengan menggunakan tabungan sendiri.

"Iya, kabur sendiri, tinggalnya di makam saja. Bawa tabungan Rp 1,2 juta hasil joki motor buat trek-trekan," tutur RS sambil menutup wajahnya dengan jaket kulit, menghindari sorot kamera pewarta.

Kepada wartawan, RS mengaku menyesal telah melakukan penganiayaan hingga tewasnya Tris Sugiantoro, yang tergolong saling bertetangga, karena masih dalam satu permukiman tersebut. Meski demikian, ia pasrah terancam hukuman 12 tahun yang diterima RS beserta rekan pelaku penganiayaannya yang masih di bawah umur berinisial AB.

Kepala Kepolisian Sektor Kramat Jati Kompol Imran Gultom mengatakan, pihaknya sempat mengalami kesulitan saat proses penangkapan RS. Pasalnya, pelaku kerap berpindah-pindah. Namun, berkat bantuan peralatan IT (Information Technology) untuk melacak keberadaan pelaku, RS pun berhasil ditangkap.

Sebelumnya diberitakan, Tris Sugiantoro (34) tewas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), 23 September 2012 siang. Warga Jl Dukuh 3, RT 04 RW 02, Kampung Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur, tersebut tewas akibat luka bacok di punggung hingga tembus ke paru-paru dan luka memar di sekujur tubuhnya.

No comments: