Surabaya (ANTARA
News) - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqodas
menyatakan pihaknya berhasil mengembalikan dana senilai Rp154,2 triliun
dari hasil monitoring terhadap dana minyak dan gas yang "diparkir" di
luar negeri.
"Ini contoh bahwa kami tidak hanya menangani perkara para koruptor,
melainkan juga memonitor (kementerian/lembaga) terkait pengelolaan
keuangan," katanya dalam diskusi di Universitas Hang Tuah (UHT)
Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Dalam diskusi bertajuk "Peran Lembaga Pendidikan dalam
Pemberantasan Korupsi" yang digelar Fakultas Hukum (FH) UHT Surabaya, ia
menjelaskan KPK menemukan ada dana migas yang "parkir" di luar negeri,
karena uang yang diterima negara tidak sesuai dengan produk yang keluar.
"Setelah kami telusuri akhirnya kami temukan ada selisih Rp154,2
triliun, lalu kami konfirmasi kepada Pertamina pada tahun 2011 dan
konfirmasi itu diterima," katanya.
Dengan kebenaran selisih dana migas itu, pihaknya pun meminta
Pertamina untuk menarik uang itu kembali ke Indonesia dan uang itu telah
disetorkan ke kas negara senilai itu.
"Karena itu, kami melakukan monitoring KL dengan meminta dukungan
masyarakat sipil untuk melapor, termasuk kalangan perguruan tinggi,"
katanya di hadapan dosen/ahli hukum dari FH pada universitas se-Surabaya
itu.
Contoh lain adalah monitoring keuangan di Kementerian Keuangan dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.
"DPR meminta kami untuk mengutamakan monitoring ke Kementerian
Keuangan, tapi ternyata kami justru menemukan di Banggar DPR," katanya.
Bahkan, katanya, anggota Banggar DPR dari PAN Wa Ode Nurhayati yang
telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap pengalokasian
anggaran PPID 2011 itu segera disidangkan.
"Bisa saja akan ada tersangka baru, karena itu Wa Ode harus
membongkar semuanya, tapi kalau tidak merasa ikut-ikutan mencuri ya
tenang saja," kata alumni UII Yogyakarta itu.
Contoh lain lagi adalah monitoring infrastruktur seperti jalan tol, jalan rusak, dan sebagainya.
"Karena itu, Jatim pantas ditiru, karena saya baru saja
menandatangani pakta integritas antikorupsi bersama Gubernur Jatim dan
kepala daerah se-Jatim," katanya.
Ia memuji sikap gubernur yang meminta jembatan timbang di seluruh
Jatim sebagai langkah awal untuk pakta integritas itu. "Nantinya, saya
juga minta dikembangkan untuk bidang atau sektor lain," katanya. Source
No comments:
Post a Comment