24.9.13

Ketika Penjambret Menangis sambil Mencium Kaki Korbannya...

BALIKPAPAN, KOMPAS.com — Kehadiran Juwariatun (48), warga Perumahan Polda Kaltim RT 49 Balikpapan Utara, mengubah atmosfer ketegangan di salah satu ruang Satuan Reskrim Polda Kaltim, Senin (23/9/2013).

Seorang pria kelahiran Polewali Mandar, Sulawesi Selatan, 39 tahun lalu, bernama Ian Sebastian, tengah dicecar pertanyaan bertubi-tubi oleh polisi di ruang itu. Melihat kedatangan Juwariatun, sontak Ian turun dari kursinya, terseok di lantai, lalu bersimpuh ke kaki Juwariatun, mencium kaki, mencium tangan, hingga memeluk lutut wanita itu. "Maafkan saya. Maafkan saya," kata Ian sambil menangis.

Pertanyaan polisi yang tadinya bertubi-tubi itu berhenti sejenak membiarkan adegan Ian meminta maaf kepada Juwariatun, salah satu korban aksi jambret yang dilakukannya dalam tiga bulan belakangan ini.

"Yang penting barang penting saya sudah kembali, termasuk ijazah-ijazah dalam tas itu sudah kembali. Orang ini harus menjalani (hukuman) sesuai dengan perbuatannya," kata Juwariatun dingin.

Juwariatun menjadi salah satu korban pencurian dengan kekerasan di jalanan Balikpapan. Seseorang menjambret tas yang dipangkunya selagi membonceng motor di sebuah turunan jalan raya di kawasan Kampung Timur, Balikpapan, akhir Agustus 2013 lalu. Beberapa korban, salah satunya Juwariatun, dihadirkan ke ruang pemeriksaan Polda Kaltim untuk mengenali tersangka penjambretan.

Dari hasil pemeriksaan polisi atas Ian, terpapar pengakuan bahwa ia tak hanya menjambret yang dilakukan belakangan ini. Ian mengaku melakukan aksi lain dengan cara berpindah-pindah tempat di Balikpapan. "Modusnya mencuri di rumah kosong, mengambil barang di toko atau warung selagi kondisi ramai, mulai HP, laptop, uang tunai, dan banyak lagi. Terakhir, dia melakukan penjambretan dengan menggunakan motor," kata Kepala Unit Jatanras Polda Kaltim Komisaris Ikhsanudin.

Ian terbilang sangat aktif menjalani kegiatan barunya. Paling tidak, ia pernah menyasar sedikitnya tujuh lokasi pencurian di Balikpapan. Polisi pun mencari Ian hingga ia ditemukan di indekos saudaranya di Kelurahan Gunung Malang.

Polisi bergerak cepat. Ia diminta menunjukkan letak barang-barang yang pernah dicurinya. Polisi mendapati sejumlah barang bukti, seperti enam ponsel merek Nokia, sebuah ponsel Samsung, uang tunai Rp 2.700.000, dan sebuah Yamaha Mio KT 2248 VS. "Kendaraan itu digunakan untuk menjambret," kata Komisaris Ikhsanudin.

Selagi mencari barang bukti itu, Ian sempat mencoba melarikan diri. Polisi pun melepaskan tembakan ke kaki Ian untuk menghentikan aksi nekat ini. "Ini tindakan tegas terukur dari polisi," kata Ikhsan.

No comments: