23.1.14

Depresi, Polisi di Samarinda Tembak Kepalanya Sendiri

SAMARINDA, KOMPAS.com — Seorang anggota Polresta Samarinda, Aiptu Antoni Sarif Gultom, yang bertugas di Unit Binmas di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), mencoba bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri dengan memakai pistol. Diduga, Antoni bunuh diri karena depresi penyakitnya tak kunjung sembuh.

Peluru dari pistol tersebut menembus kepala Aiptu Antoni Sarif Gultom.

Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, Antoni ditemukan terkapar di rumahnya di Jalan Perumahan Kalimanis Blok D Nomor 109, Kelurahan Sungai Kapih, Samarinda Ilir, Kalimantan Timur (Kaltim). Dia menembak kepalanya sendiri sekitar pukul 08.00 Wita, dan ditemukan langsung oleh anak dan istrinya. Pada saat kejadian, di rumah tersebut keluarga Antoni tengah berkumpul sehingga pada saat kejadian berlangsung, keluarganya langsung melarikan Antoni ke rumah sakit.

Beberapa tetangga terdekat juga ikut membantu merujuk Antoni ke Rumah Sakit Islam Samarinda. Namun, karena keterbatasan alat di RS tersebut, Antoni harus dirujuk ke RSUD AW Syahranie, Samarinda.

Salah seorang tetangga Antoni mengatakan, Antoni bunuh diri karena depresi penyakit yang dideritanyatak kunjung sembuh. Meski para tetangga tidak tahu penyakit apa yang diderita Anoni, mereka sering melihat dia pergi berobat.

"Kami tidak tahu apa penyakitnya, tapi kemarin baru keluar dari rumah sakit. Belakangan ini memang rajin berobat," katanya, Rabu (22/1/2014).

Atas kejadian tersebut, polisi dari Polsek Samarinda Ilir langsung melakukan olah TKP dan kediaman Antoni dipasang garis polisi.

Kapolresta Samarinda Kombespol Antonius Wisnu Sutirta menyatakan, pihaknya masih mendalami kasus tersebut untuk mengetahui motif bunuh diri yang dilakukan Antoni. Menurutnya, Antoni mengalami gangguan jiwa sekitar tahun 2002 silam.

"Iya benar, 2002 silam dia pernah depresi atau mengalami gangguan kejiwaan. Namun, seiring waktu, yang bersangkutan dinyatakan sembuh," kata Wisnu.

Dia menambahkan, pemberian kembali senjata pasca-depresi sudah melalui prosedur yang berlaku. "Kita sudah melakukan serangkaian tes untuk para pemegang senpi, seperti tes psikologi," tutupnya.

No comments: