JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang tengah malam, Jumat (15/3/2013), kantor Tempo di Kebayoran Centre Blok A11-A15 Jalan Kebayoran Baru-Mayestik, Jakarta, dirusak gerombolan pemuda. Belum ada dugaan penyerangan terkait dengan berita yang dimuat penerbit majalah dan koran tersebut.
"Saya menduga ini masih akibat dari cekcok mulut sebelumnya daripada terkait berita," kata wartawan Tempo, Abdul Manan, Sabtu (16/3/2013) dini hari. Saat kejadian, Manan berada di dalam ruang kerjanya, di lantai atas kantor tersebut.
"Dari atas, terdengar seperti ada bunyi piring pecah begitu," tutur Manan, mengawali cerita kronologi penyerangan ke kantornya. Tak disangka, "piring pecah" itu adalah bunyi pecahnya pintu depan dan jendela ruang resepsionis, yang lokasinya ada di ujung belakang dari blok ruko memanjang kantor tersebut.
Manan menceritakan, serangan ini diduga berawal dari insiden kecil ketika beberapa kru redaksi Tempo makan di sekitar kompleks kantornya. Saat itu, beberapa orang juga bermain gitar di tempat makan tersebut. Entah bagaimana mulanya, anak Tempo dilempar dari balik tembok yang membatasi kompleks dengan permukiman di belakangnya.
Ketika dilongok ke balik tembok, tutur Manan, terlihat dua orang yang tampak mabuk ada di sana. Mereka pun langsung berkomentar kasar ketika ditengok. Semacam, "Ngapain liat-liat?" Adu mulut singkat pun terjadi dan keluar ancaman dari dua pemuda di balik tembok akan mendatangi anak-anak Tempo itu dengan membawa teman.
Tak disangka, ancaman itu benar-benar dilakukan. Berselang sekitar 10 menit dari adu mulut itu, datang sekitar 20 orang menyerbu kompleks kantor Tempo. Dari gerombolan itu, sekitar 5-8 orang mempersenjatai diri dengan senjata tajam seperti samurai dan parang.
Dua satpam kantor Tempo yang berjaga di pintu masuk tak bisa menghadang serbuan gerombolan tersebut. Dua satpam itu terluka. Gerombolan pun merangsek hingga ke depan ruang resepsionis.
Selain pintu kaca, jendela, dan pintu pembatas ruang resepsionis dengan ruang lain di kantor itu, kerusakan juga terjadi pada beberapa sepeda motor yang diparkir di seberang ruang resepsionis. "Ada empat sepeda motor yang dirusak, seperti dipukul dengan parang, pecah di speedometer-nya," tutur Manan.
Dari peristiwa penyerangan ini, tak ada wartawan Tempo yang terluka. Kerusakan juga terlokalisasi di sekitar ruang resepsionis tersebut. Manan mengatakan, sudah semacam "otomatis" teman-temannya yang selesai makan tadi mengunci pintu pembatas dari lobi ke ruang dalam kantor saat kembali ke ruang redaksi. "Justru kami tadi sempat tak bisa keluar karena pintunya tak lagi bisa dibuka," kata dia.
Berita soal penyerangan kantor Tempo pertama kali beredar luas lewat media sosial Twitter dan Facebook. Tak terlepas sesepuh Tempo, Goenawan Muhammad, menuliskan kultwit. Demikian juga foto kerusakan akibat penyerangan terpajang di kedua media sosial. Polisi masih memeriksa lokasi kejadian dan berusaha mencari pelaku perusakan.
No comments:
Post a Comment