Kediri, Jawa Timur
(ANTARA News) - Seorang wartawan dari MNC Grup, Agung Kridaning Djatmiko
(27), mengadukan seorang anggota TNI di Kodim 0809 Kediri, Jawa Timur,
karena melakukan tindak kekerasan.
Agung yang ditemui saat melapor di markas Sub Detasemen Polisi
Militer V/2-2 di Kediri, Senin mengaku menderita luka di beberapa bagian
kepalanya.
"Saya ditampar beberapa kali. Pelipis saya luka dan mulut juga. Tadi bahkan mengeluarkan darah," katanya dikonfirmasi.
Ia mengatakan, awal kejadian itu saat dirinya sedang melaju dari
arah kota ke kabupaten, rencana mau pulang ke rumahnya di Desa
Gogorante, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, sekitar pukul 15.00 WIB.
Saat di depan markas Kodim 0809 Kediri, ada mobil anggota yang
berhenti. Padahal, arus lalu lintas saat itu juga padat. Karena
buru-buru, ia akhirnya mendahului mobil itu mengambil lajur kanan.
Ia juga sempat menengok ada kegiatan apa, hingga arus lalu lintas
menjadi sedikit macet. Ternyata, ada sejumlah anggota TNI yang masih
berpakaian dinas duduk-duduk di jalan.
"Saya tidak tahu pasti mereka ada agenda apa. Yang jelas, saya
sempat melihat mereka sedang duduk-duduk, di tepi jalan," katanya
mengungkapkan.
Setelah mendahului mobil anggota di depannya, ia tidak menyangka
dari arah berlawanan ada kendaraan, sementara di depannya lagi ada
sepeda motor milik anggota, juga masih berpakaian dinas.
Ia mengaku, mendahului sepeda motor yang dikendarai anggota itu
dari sebelah kiri. Saat mendahului, ia sempat dipukul dari arah
belakang, dimana anggota TNI itu juga sambil mengumpat dengan kata-kata
kotor.
"Saat itu saya refleks langsung menengok, karena baru dipukul. Tapi, saya tidak begitu peduli," ucapnya.
Hingga jarak sekitar 500 meter di depan Pasar Banjaran, Kota
Kediri, lanjut Agung, oknum anggota itu ternyata mengejarnya. Ia dipukul
beberapa kali di depan pasar sambil terus mengumpat. Hingga akhirnya,
ia diajak ke depan pos Kodim 0809 Kediri.
"Di depan pos saya masih dipukul dan ditampar. Setiap kali saya berusaha menjelaskan, dia langsung memukul," ucapnya.
Ia merasa tidak terima dengan perlakuan oknum TNI yang di dadanya
bertuliskan Sudarman dan berpangkat Kopral dua (Kopda) tersebut. Hingga
akhirnya, ia melaporkan hal ini ke Sub Detasemen Polisi Militer V/2-2 di
Jalan KDP Slamet, Kota Kediri.
Ia diterima oleh Kopka Topan Agus Setiohadi yang saat itu berjaga.
Dalam laporan tersebut, Agung menceritakan kronologis kejadian termasuk
aksi pemukulan dan luka yang dideritanya. Topan enggan menanggapi lebih
lanjut tentang laporan tersebu, dan hanya menjelaskan akan
menindaklanjuti dengan melaporkan ke atasannya.
"Kami hanya menerima laporan ini. Untuk selanjutnya, itu dari komandan," kata Kopka Topan.Source
No comments:
Post a Comment