19.7.10

TAWURAN DI BOGOR Polisi Tangkap 17 Pelajar

BOGOR, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Resor Bogor menangkap 17 pelajar laki-laki yang terlibat tawuran di depan Hotel Cibinong II di Jalan Raya Jakarta Bogor, Nanggewer, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (19/7/2010) siang.

Akibat tawuran tersebut kaca-kaca sebuah minibus Miniarta pecah, sehingga sopirnya menderita kerugian hingga Rp 1,4 juta.

Ketujuhbelas pelajar putra tersebut mengaku bersekolah di SMK Bina Marga dan SMK Karya Nugraha, yang lokai kedua sekolah tersebut di Pomad, Ciluar, Bogor Utara, Kota Bogor.

"Kami tidak tawuran. Kami semuanya satu bus mau pulang. Bus kami yang diserang pelajar lain, jadi kami berhamburan ke luar bus," kata sejumlah pelajar yang ditangkap polisi itu.

Para pelajar tersebut, yang di antaranya kedapatan membawa gir metal, berjongkok dengan berlelanjang dada di halaman depan kantor Sentra Pelayanan Kepolisian (SKP) Polres Bogor di Cibinong, Kabupaten Bogor. Mereka menunggu diperiksa polisi.

Kepala SPK Unit 2 Ipda Edwin Riswandi mengatakan, pihaknya mendatangi lokasi tawuran setelah mendapat laporan adanya tawuran puluhan pelajar tersebut. "Puluhan yang tawuran, yang tertangkap hanya 17 orang. Mereka tawuran saling lempar batu," katanya.

Edi (32), kondektur Miniarta, mengatakan, para pelajar naik busnya dari Pomad. Tawuran terjadi ketika bus melintas di simpang Kandang Roda. Ada lima pelajar di simpangan itu, yang berteriak-teriak ke arah pelajar yang berdiri bejubel di pintu bus. "Para pelajar di bus adanya keluar mengejar. Dari situ mulai tawurannya," kata Edi.

Ia menambahkan, minibusnya tengah mengarah ke Kampung Rambutan dari Kota Bogor. "Satu penumpang saya ada yang kena lempar batu di dahinya sampai keluar darah banyak," katanya.

Nurdin (38), sopir Miniarta tersebut, menambahkan, selain menggunakan batu, para pelajar pun menggunakan kayu dan gir saat tawuran. "Mereka menimpuki bus sampai kaca-kca pecah begini. Tokek saya enggak mau tahu. Pokoknya bus harus beres lagi dan setoran narik hari ini juga harus saya bayar," katanya.

Nurdin meminta Edwin Riswandi menangani ganti rugi busnya kepada para pelajar tersebut. "Pak, kerugian saya Rp 1,4 juta. Sebanyak Rp 1,1 juta untuk ganti kaca-kaca mobil, dan Rp 300 ribu untuk nutup setoran hari ini . Bantu saya, Pak," katanya kepada Edwin.

Kepala SPK Polres Bogor itu meminta Nurdin untuk sabar dan membuat laporan resmi. "Bapak buat laporan dulu, ya. Sambil menunggu laporan Bapak selesai, saya memeriksa para pelajar itu. Orang tua mereka akan kami panggil," katanya.

No comments: